Harga Diri Se'Orang Istri

Mungkin untuk kebanyakan orang.....mereka meng'anggap-ku bodoh.....krn aku lebih me'milih jadi janda......meninggal'kan suami yg tampan dan mapan......tapi ini lach keputusan-ku......pilihan yg seharusnya ku ambil sejak lama......meski mereka men'cibir-ku......aku tak menyesal sedikit pun.......semoga kisah-ku ini dapat membuka mata tiap perempuan.......bahwa mereka pantas mempertahankan harga diri'nya......

Aku Ningsih.......lahir dari keluarga ber-kecukup'an meski tidak kaya.......di usia 36 tahun aku belum juga menikah dan baru saja mengundurkan diri dari pekerja'an-ku......aku tahu mereka ber'bisik2 di belakang-ku......mengata'i-ku perawan tua sombong dan perempuan tak laku yg banyak milih2.......

Hati-ku sangat sakit mendengar'nya.....tapi aku harus bagaimana.....???? Tuhan belum mempertemukan-ku dengan jodoh-ku.......di tambah lagi aku punya trauma dengan sebuah hubungan......aku terlalu banyak di kecewa'kan.......hingga aku terlalu hati2 dalam memilih pasangan......


Hingga suatu hari......seorang family menjodohkan-ku dengan laki2 yg mapan......dia se'orang dokter spesialis paru.....punya karakter yg menarik......sopan......cukup baik.....juga tampan menurut-ku......dan ku pikir dia bisa menjadi Imam yg baik untuk-ku......alasan itu lach yg membuat-ku jatuh cinta pada pandangan pertama......dan aku setuju untuk menikah dengan'nya.......

Tapi setelah menikah......aku baru tahu bagaimana dia sebenar'nya.......tidak butuh waktu lama sifat asli'nya ter'lihat......dua bulan setelah pernikahan kami.......inai di tangan-ku juga belum luntur semua'nya......aku mendapati'nya ber'selingkuh dengan perempuan lain........

Perasa'an-ku hancur......kepercaya'an-ku ter'koyak......dan saat itu aku ber'pikir ingin mati saja.......dalam sekejap rumah tangga-ku ber'ubah jadi Neraka.....setiap hari hanya ada pertengkaran......sampai di satu titik......aku ber'pikir untuk meng'akhiri pernikahan-ku yg masih se'umur jagung.......aku tidak sanggup menahan sakit hati-ku......setiap kali melihat'nya......yg ter'bayang hanya lach peng'khianatan'nya........

Meski sebagai istri aku harus tetap melayani segala kebutuhan'nya.......namun untuk urusan ranjang ku tolak mentah2........aku jijik......krn wajah perempuan selingkuhan'nya selalu muncul setiap kali dia menyentuh-ku......

Suatu malam dia me'meluk-ku sambil ber'urai air mata.......ini ke'sekian kali'nya dia me'minta ma'af pada-ku.........."aku khilaf......" itu alasan yg dia lontarkan........aku pun menangis se-jadi2'nya........apalagi saat dia ber'janji untuk tidak mengulangi'nya lagi........

Dalam sejejap kemarahan-ku men'cair......hati-ku luluh mendengar janji'nya.....segala kemarahan dan kebencian-ku hilang begitu saja........kami pun kembali seperti awal pernikahan.....menjalani hari2 seperti biasa'nya.......mesra dan banjiri kata2 cinta.......

Aku benar2 bahagia krn suami-ku me-menuhi janji'nya......kebahagia'an-ku semakin sempurna saat aku di nyata'kan positif hamil........perhatian suami-ku semakin besar pada-ku.....dia jadi lebih sering bilang cinta pada-ku......dan tidak henti2'nya menunjuk'kan rasa sayank'nya pada-ku .......aku pun semakin merasa di cintai dan merasa men'jadi perempuan sekaligus istri yg paling ber'untung......ku pikir kebahagia'an-ku akan ber'langsung selama'nya.......tapi di balik sikap baik dan romantis'nya....ter'nyata dia menyembunyikan kebusukan'nya yg tak bisa ku ma'af-kan.....

Suami-ku selingkuh lagi......dan aku mengetahui'nya saat usia putri cantik-ku masih hitungan bulan.......dalam sekejap pernikahan-ku kembali ber'ada di ujung tanduk......tanpa mem'pertimbangkan apa pun aku minta cerai dari'nya........aku tidak bisa lagi me-ma'afkan'nya yg sudah me'langgar janji'nya sendiri........aku tidak sanggup ber'tahan hidup bersama'nya......

Tapi lagi2 dia bisa meyakinkan-ku untuk me-ma'afkan'nya........kali ini dia ber-sumpah atas nama Tuhan tidak akan mengulangi'nya lagi.......dengan hati yg berat tapi demi putri kecil-ku.......aku pun menerima'nya kembali.......me-ma'afkan'nya.......dan melupakan segala luka-ku yg terlanjur robek.....meski aku tak begitu yakin dia akan me-megang sumpah'nya.......

Benar saja.......setelah be'berapa bulan sumpah itu di ucapkan'nya.......suami-ku kembali selingkuh.......okh, Tuhan........aku tidak tahu lagi apa yg harus ku lakukan......aku tidak tahu lagi bagaimana perasa'an-ku menerima ke-nyata'an.......aku hanya bisa menangis.......lagi.....dan untuk kesekian kali'nya......ku pikir air mata-ku sudah kering krn ter'lalu sering menangisi ke-dzolim'an yg di lakukan'nya......tapi ter'nyata air mata-ku masih saja mem-banjir'i pipi-ku.......

Aku ingin mem-benci'nya......tapi dia adalah suami-ku.......juga Ayah dari putri-ku......bagaimana mungkin aku melakukan'nya......sementara gadis kecil-ku sangat menyayangi'nya tanpa tahu apa2 tentang Ayah'nya.....aku dilema.....akan'kah aku ber'tahan hanya demi sang buah cinta....bukan krn cinta....??? lantas......apa arti'nya aku hidup ber'sama-nya.....???? Apa arti'nya aku bagi'nya....????

Di tengah kemelut rumah tangga-ku.....tiba2 aku men'dengar pengakuan yg sangat mengejut'kan dari perempuan selingkuh'an suami-ku.......dia bilang......suami-ku mengaku sudah men'ceraikan aku......dan dia sudah me'megang surat cerai itu......

Tentu saja aku tidak percaya......mana mungkin dia punya surat cerai kami....sementara aku dan suami-ku masih ter'ikat pernikahan.....jelas status suami-ku belum resmi duda........untuk se'saat aku sedikit lega krn suami-ku pun tidak mengaku pernah mem-beri'kan surat cerai itu yg sudah pasti palsu......namun di waktu yg sama darah-ku ber'desir kencang.......ter'nyata suami-ku telah mem'buat keputusan akan menikahi perempuan itu.......tapi tetap tidak akan men'ceraikan aku......

Okh, tidak........perempuan mana yg mau di madu.....???? ber'bagi cinta dan ber'bagi ranjang dengan perempuan lain.......saat itu juga harapan-ku pupus untuk mem'buat suami-ku kembali pada-ku.......tapi aneh'nya......tak se'tetes pun air mata-ku tumpah........mungkin krn aku sudah lelah dengan semua peng-khianatan'nya.......atau mungkin juga krn aku sudah menyerah untuk mem'pertahankan rumah tangga-ku yg ku kira akan bahagia selama'nya........

Mungkin ini adalah hukum'an dari ke-salah'an yg ku buat.......krn se-belum'nya aku pernah mengancam'nya.......jika dia sampai men'ceraikan aku.......dia tidak akan pernah bisa me'lihat anak'nya lagi......aku akan mem'bawa putri-ku pergi ber'sama-ku.....mungkin alasan itu lach yg mem-buat'nya tidak mau men'ceraikan aku.......dia tak punya pilihan lain se'lain ber'tahan hidup ber'sama-ku.......mungkin aku memang sudah melakukan ke-salah'an.......ku pikir dengan meng-ancam'nya......suami-ku akan kembali pada-ku........tapi ter'nyata itu tidak meng'ubah apa pun.......aku tidak mengira akan begini jadi'nya.........

Tapi be'berapa bulan setelah dia meng-ungkap'kan keingin'an-nya........suami-ku tiba2 ber'ubah baik......dia tidak pernah lagi menemui perempuan itu.....mungkin mereka sudah putus......suami-ku juga .tidak pernah lagi meng'goda perempuan mana pun.......itu se'pengetahuan-ku.......dan aku ber'syukur untuk itu......

Perubahan suami-ku kian ketara.......dia mulai perhatian pada-ku lebih dari se-belum'nya......lebih banyak meng-habis'kan waktu'nya di rumah dan ber'main dengan putri'nya......di setiap ada kesempatan.......dia se'lalu mem'beri kejutan pada-ku......ada saja yg dia lakukan......mulai dari mem'berikan hadiah2 kecil....me'lontarkan kata2 romantis nan mesra penuh cinta yg tak henti2'nya ........sampai meng'ajak-ku ke ber'bagai acara kegiatan'nya yg se-belum'nya tak pernah ku hadiri krn tak di izinkan'nya.....

Belakang'an aku baru tahu klu dia ber'ubah krn sudah men'dapat ancaman dari mertua-ku........rupa'nya per-selingkuhan suami-ku sudah ter'cium oleh orang tua'nya.......dan itu akan sangat tidak meng-untungkan'nya......penolakan dari keluaarga ter'nyata mem'buat hubungan suami-ku dan selingkuhan'nya jadi retak......mereka putus.......rencana pernikahan mereka di batal'kan......dan suami-ku kembali pada-ku.....

Rasa bangga kembali datang pada-ku........senyum ceria mulai meng'isi hari2-ku.......bisa di bayangkan bagaimana bahagia'nya aku.......setiap hari kami sangat romantis........rumah tangga-ku kembali harmonis.......tidak peduli orang lain mengatai-ku bodoh......lebay......alay......norak....atau kampungan......yg jelas aku ingin menunjuk'kan pada dunia ---ter'utama pada wanita itu.....--- klu rumah tangga-ku baik2 saja dan makin romantis juga harmonis.......aku ingin menunjuk'kan klu aku lach yg menang.....aku ingin perempuan itu me'lihat klu suami-ku sangat mencintai-ku dan suami-ku tidak akan pernah meninggalkan-ku........apa pun kejadian'nya dan se'hebat apa pun goda'an-nya......suami-ku tetap akan me'milih-ku.......tetap akan kembali pada-ku........

Itu se'belum aku tahu klu ter'nyata perubahan sikap suami-ku hanya untuk mem'buat perempuan itu cemburu.......se'belum aku menemukan bukti klu suami-ku masih kangen2'an dengan perempuan itu......

Suami-ku benar2 se'orang penipu ulung.......dia bisa ber'peran ganda.......sandiwara'nya nyaris sempurna........dia mampu mem'buat-ku bahagia sampai percaya bahwa dia tak akan mengulangi ke-salahan'nya.......tapi di waktu ber-sama'an.....dia merayu perempuan itu lagi sampai mau kembali pada'nya.......

Kali ini aku benar2 menyerah.......tidak ada lagi ruang di hati-ku yg bisa dia lukai.......krn hati-ku sudah penuh luka oleh peng-khianatan'nya.......

Hari itu ---tanpa suami-ku....--- aku meng'utarakan niat-ku.....di depan mertua-ku dan orang tua-ku.......aku mem-berani'kan diri me'mutuskan masa depan-ku........tekad-ku bulat untuk ber'cerai.....sudah pasti semua menentang.....tapi aku sudah menguat'kan hati-ku......tidak akan ada yg bisa meng'ubah keputusan-ku......

"Ningsih meng'ambil keputusan ini krn Ningsih sudah me-mikirkan'nya......" kata-ku dengan wajah ter'tunduk.......

"Ber'sabar lach, Ning......se'tiap rumah tangga pasti ada guncangan'nya......ini adalah coba'an.......jangan putus asa......terus lach ber-do'a.....minta pada Allah SWT......yakin lach......suami-mu pasti akan sadar dari kesalahan'nya dan kembali pada keluarga'nya......." nasehat Papa-ku......

"Iya, Ning........ber'sabar lach.......Mama dan Papa juga sudah menasehati'nya......." timpal Ibu mertua-ku......

"Ning.......istri yg baik tidak akan meninggalkan suami'nya dalam ke-sesat'an.......tidak akan mem-biar'kan suami'nya yg tengah lupa dengan tanggung jawab'nya........istri yg baik akan se'lalu men-do'a-kan suami'nya......menunggu dengan sabar sampai titik dimana suami'nya akan sadar dan kembali pada keluaga'nya.......percaya lach......Allah SWT tidak akan meninggalkan Ummat-NYA yg ber'sabar....." ucap Mama-ku dengan lembut......

"Ningsih tahu........semua yg Mama dan Papa kata'kan sudah Ningsih lakukan........tapi ini bukan lagi soal ber'sabar dan menunggu'nya sadar sampai dia kembali......tapi ini soal harga diri........"

"Ningsih.......!!!! Tidak pantas kau bicara soal harga diri jika menyangkut suami dan rumah tangga-mu.......sebagai se'orang istri......kau harus buang jauh2 pikiran itu......." bentak Papa-ku.......

"Sudah bang.....kita dengar dulu alasan dan penjelasan Ningsih......." redam Papa mertua-ku.......menenangkan Papa-ku yg mulai ter'lihat emosi........

"Ma......Pa.......ini bukan yg pertama kali'nya Mas Deni ber'selingkuh.......Ningsih sudah men'coba untuk sabar......pura2 tidak tahu dengan semua yg dia lakukan......menunggu'nya ber'ubah......dan saat Ningsih mulai percaya dia sudah ber'ubah......ter'nyata Mas Deni tidak pernah ber'ubah......sebagai perempuan.....Ningsih tidak bisa lagi ber'tahan hidup ber'sama suami yg tidak mencintai Ningsih........Ningsih tidak rela di madu........Ningsih tidak ikhlas suami Ningsih menikah lagi......tapi Ningsih juga tidak mampu men'cegah suami Ningsih ber'zinah........itu suatu dosa besar bagi Ningsih sebagai se'orang istri......jadi, harus'kah Ningsih tetap terus men'jalani rumah tangga yg ber'gelimang dosa ini.....??? Harus'kah Ningsih ber'tahan dengan suami yg tidak pernah ingin ber'sama Ningsih.....??? Bukan'kah ini sama arti'nya dengan Ningsih mem'biarkan dan meng-izin'kan Mas Deni melakukan dosa.....???? Bukan'kah itu arti'nya Ningsih ber'korban untuk se'suatu yg sia2....???? Me'ngemis2 pada orang yg bahkan tidak peduli dengan perasa'an Ningsih.........????? Di mana harga diri Ningsih sebagai perempuan sekaligus istri'nya.....???? Jika Mas Deni sendiri memang tidak pernah mau men'jaga rumah tangga'nya.......Ma.....Pa......Ningsih minta ma'af krn tidak bisa men'jadi istri yg baik dan Solehah......"

Benar.....ini bukan lagi soal tanggung jawab yg harus di emban se'orang istri......bukan juga soal tugas yg harus di jalani se'orang istri......tapi ini soal harga diri-ku sebagai perempuan sekaligus istri.....aku bukan pengemis yg meng'hiba2 cinta dari laki2 yg tidak meng-ingin'kan aku.....

Aku memang pantas di ter-tawa'kan......krn selama ini aku sudah men'jadi orang bodoh yg meng'injak harga diri-ku sendiri untuk bisa tetap ber'sama se'orang peng'khianat......aku menutup mata.....telinga.....dan mulut-ku untuk bisa mem'pertahankan sebuah hubungan palsu........aku sudah ikut ambil peran dalam sandiwara yg ku main'kan di rumah tangga-ku sendiri.......sekarang tidak akan lagi ku lakoni.....aku akan ber'henti malakukan'nya........krn aku sudah me'mutuskan untuk ber'pisah dengan suami-ku.....

Enam bulan setelah itu......aku pun resmi menyandang status janda........aku sudah sah ber'cerai dengan suami-ku......aku kembali ke rumah orang tua-ku dan mem'bawa anak-ku.....ber'sama putri-ku......kami me'mulai hidup baru......me'mulai semua'nya dari awal lagi.....aku percaya ini adalah yg ter'baik untuk-ku......ter'utama untuk putri-ku......krn akan lebih tidak sehat jika anak-ku tinggal dalam rumah yg penuh ke-bohong'an......tumbuh ber'sama orang tua yg me-main'kan peran'nya masing2.......dan pasti akan sangat menyakitkan bagi'nya jika suatu saat sandiwara itu ter'bongkar........



Sementara suami-ku tak juga ber'ubah......dia masih seperti yg dulu.....me'lang2 buana dari satu perempuan ke perempuan lain'nya.......tak ada satu pun yg ber'tahan sampai ke jenjang pernikahan.....

Di lubuk hati-ku ter'dalam......aku ber'syukur krn tak lagi harus menangis diam2.......tak perlu lagi me'rasa ter'tekan.....tak akan ada lagi rasa ter'sakiti krn cemburu.......dan tak akan lagi me'rasa ter'hina......tapi aku sungguh me'rasa kasihan pada kaum-ku yg men'jadi korban mantan suami-ku.......krn semua beban-ku dan semua rasa sakit yg ku alami.....kini ber'pindah pada mereka......ku harap mereka tidak men'jadi bodoh seperti-ku dulu..... (ym)

Komentar